- TENTANG KEHILANGAN -

Bismillahi assholatu waa salamua'la Rasulillahi sallallahual'laihi wassalam...

Teman-temanku sekalian, tulisan ini aku persembahkan untuk teman baikku yang kini sudah menghadap Allah SWT dengan sebaik-baiknya. Undangan itu dikirimkan secara mendadak tanpa aba-aba sebelumnya. Aku belum pernah kehilangan teman untuk selama-lamanya, juga belum pernah kehilangan teman secara tiba-tiba. Teman kami, sahabat sekaligus orang baik dalam hidup kami harus pergi meninggalkan kami untuk selama-lamanya. Beliau adalah Falhan Zidny...

Teman-teman yang pernah baca tulisan di blog ini sejak tahun 2014an pasti tau ya kalo aku banyak menyebutkan namanya dalam setiap tulisanku. Contohnya di tulisan Gemes, Welcome November, dan Late post. Falhan anak yang baik, sangat baik. Eny cerita sama aku, Falhan pernah bilang kalau suatu hari nanti dia udah sukses, dia mau beli rumah buat orangtuanya biar gak kebanjiran lagi. Falhan juga bilang sama aku, dia nggak ada waktu buat mikirin dunia perbucinan, karena ada studi yang harus dia selesaikan dengan baik dan tepat waktu.

-----------------------------------------------------------------------

Pagi itu, hari Selasa tanggal 17 Maret 2020 pukul 09.00 WIB saat aku mau berangkat kerja, adik kelasku yang bernama Wildan tiba-tiba mengirim pesan di WhatsApp. Nggak tau kenapa, aku fast respon banget dan aku tanya ada apa dia mengirimi pesan untukku. Wildan nanya sama aku, apa benar Falhan meninggal?Aku yang saat itu membaca pesan Wildan seketika lemas bagaikan disambar petir, dan rasanya jantungku berhenti berdetak detik itu juga.

"Nggak mungkin! Falhan aja masih liat story Instagram gue kok semalem". Itu kalimat pertama yang aku ucapkan ketika Wildan ngirimin screenshootan sebuah pesan di grup SMPN 33. Aku mencoba menenangkan diri atas apa yang baru saja aku lihat di handphone ku. Aku mulai buka lagi pesan Wildan, capture pesan dari grup, dan setelah aku amati, informan pertama yang berkabar di grup adalah Kak Dio. Seketika banyak pesan masuk di WhatsApp dan DM Instagram ku dari teman-teman yang lainnya. Dari Ghita, Ka Muthya, Eny, Naufal, Devi, Bunga, dan aku lihat teman-temanku lainnya pun sudah mengucapkan ucapan belasungkawa untuk Falhan.

Detik itu juga aku menangis. Aku nggak menyangka sama sekali bahwa Falhan akan pergi selamanya. Bahkan tanpa tanda apapun, atau menitipkan pesan apapun. Hancur sekali hatiku saat itu. Teman baikku, calon masinis ternyata pergi meninggalkan banyak sekali orang yang menyayanginya untuk selama-lamanya..

Memang, aku memiliki firasat yang tidak enak sebelumnya.Seminggu sebelum kabar duka itu datang, aku selalu mendengar suara burung Kedasih berkicau. (FYI, buat kalian yang belum tau, biasanya kami orang Jawa jika mendengar suara kicauan burung ini maka akan ada kabar yang tidak baik akan datang. entah itu saudara atau orang yang ada disekitar kita). Terus, seminggu itu aku selalu inget kalo Falhan dulu pernah minta tolong dibeliin roti sama air karena katanya belum sarapan. Tapi lagi-lagi aku nggak punya perasaan yang tidak enak apapun tentang hal itu. Semua memori lama seakan terputar kembali dengan begitu tertata. Dimana, aku juga pengen banget beli flashdisk yang sama kayak flashdisk yang pernah Falhan pinjemin ke aku. Sekali lagi, memoriku terulang kembali namun aku tak tau apa maksudnya. Wallahua'lam.

Saat aku sampai di kediamannya, sudah banyak teman-teman yang lebih dulu datang. Ah, rasanya nggak nyangka banget kalo Falhan beneran pergi ninggalin orang sebanyak ini :'). Btw, aku udah lama banget nggak pernah ketemu Falhan. Sekitar tahun 2017, itu terakhir kali aku bertemu dengannya. Aku juga lupa momen apa terakhir aku bertemu. Kalo tidak salah, terakhir bertemu ketika aku mau ambil kartu SNMPTN ke sekolah, diperjalanan aku bertemu Falhan yang juga mau ke sekolah untuk legalisir rapot. It almost 3 years we've never meet again ya, cuy?

Sekarang aku benar-benar menyesal atas kepergian almarhum. Sebelumnya, Daniel pernah ngajakin aku datang ke sekolah untuk melihat pelantikan bantara adik kelas. Daniel bilang nanti ada Widya, Dwiki, Haris, Falhan dan temen-temen pramuka lainnya yang datang, tapi aku berhalangan hadir kala itu. Seandainya aku hadir, pasti aku bertemu dengannya. Dan pertemuan itu tentu menjadi pertemuan terakhir buatku bisa berjumpa dengan Falhan.
Tapi sekarang, sungguh amat sangat menyesal tidak pernah lagi berjumpa dengannya. Terakhir kali pun, komunikasi kita hanya sebatas DM karena membalas Instagram story. Hhh.. waktu berlalu secepat itu yaa.

Terakhir aku mau menyampaikan pesan untuk kita semua, selagi masih ada waktu untuk bisa bersilaturahim, maka sempatkanlah walaupun cuma 5 menit. Karena kita nggak pernah tau, apakah kita masih bisa bertemu atau malah itu pertemuan terakhir kita dengan sahabat-sahabat kita. Guruku juga bilang, ketika bertemu jangan lupa untuk minta maaf. Karena bisa jadi ada ucapan kita yang menyakiti hati seseorang, dan ternyata momen itu adalah pertemuan terakhir kita dengan sahabat-sahabat kita. Pastinya gak mau kan?

Buat teman-teman yang baca tulisanku ini, aku mohon do'anya untuk Alm. Falhan Zidny. Mudah-mudahan segala amal baiknya diterima oleh Allah SWT, dilapangkan dan diterangkan kuburnya, serta surga menjadi tempat yang mulia disisinya. Aamiin..
Semoga tulisan kali ini bermanfaat dan menjadi pengingat untuk kita semua.


Rest In Peace, Falhan Zidny (1999-2020)

-Falhan Zidny-

Comments

Popular Posts